Minggu, 20 Januari 2013

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI BENTUK-BENTUK DASAR BAKTERI PADA KERAK GIGI MANUSIA



A.    Tujuan Praktikum
Untuk mengamati dan memahami bentuk-bentuk dasar bakteri kerak gigi manusia.

B.     Dasar Teori
Bakteri berasal dari kata Latin bacterium. Bakteri adalah  kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana yaitu tanpa nukleus / inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat misalnya di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
Bakteri merupakan organisme mikroskopik. Hal ini menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop. Setelah abad ke-19 ilmu tentang mikroorganisme, terutama bakteri (bakteriologi) mulai berkembang. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, berbagai hal tentang bakteri telah berhasil ditelusuri. Akan tetapi, perkembangan tersebut tidak terlepas dari peranan berbagai tokoh penting seperti Robert Hooke, Antoni van Leeuwenhoek, Ferdinand Cohn, dan Robert Koch. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον (bakterion) yang memiliki arti batang-batang kecil. Pengetahuan tentang bakteri berkembang setelah serangkaian percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur, yang melahirkan cabang ilmu mikrobiologi. Bakteriologi adalah cabang mikrobiologi yang mempelajari biologi bakteri. 
Seperti prokariot (organisme yang tidak memiliki membran inti) pada umumnya semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Sehubungan dengan ketiadaan membran inti, meteri genetik (DNA dan RNA) bakteri melayang-layang di daerah sitoplasma yang bernama nukleoid. Salah satu struktur bakteri yang penting adalah dinding sel. Bakteri dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok besar berdasarkan struktur dinding selnya, yaitu bakteri gram negatif dan bakteri gram positif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan peptidoglikan (sejenis molekul polisakarida) yang tebal dan asam teikoat, sedangkan bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis dan mempunyai struktur lipopolisakarida yang tebal. Metode yang digunakan untuk membedakan kedua jenis kelompok bakteri ini dikembangkan oleh ilmuwan Denmark, Hans Christian Gram pada tahun 1884.
Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagel dan fimbria yang digunakan untuk bergerak, melekat dan konjugasi. Beberapa bakteri juga memiliki kapsul yang beperan dalam melindungi sel bakteri dari kekeringan dan fagositosis. Struktur kapsul inilah yang sering kali menjadi faktor virulensi penyebab penyakit, seperti yang ditemukan pada Escherichia coli dan Streptococcus pneumoniae. Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom, dan beberapa spesies lainnya memiliki granula makanan, vakuola gas, dan magnetosom. Beberapa bakteri mampu membentuk diri menjadi endospora yang membuat mereka mampu bertahan hidup pada lingkungan ekstrim. Clostridium botulinum merupakan salah satu contoh bakteri penghasil endospora yang sangat tahan suhu dan tekanan tinggi, dimana bakteri ini juga termasuk golongan bakteri pengebab keracunan pada makanan kaleng. 
Bakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang berarti melimpah dan banyak ditemukan di hampir semua tempat. Habitatnya sangat beragam antara lain di lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan daun, bahkan dapat ditemukan di dalam organisme hidup. Diperkirakan total jumlah sel mikroorganisme yang mendiami muka bumi ini adalah 5x1030. Bakteri dapat ditemukan di dalam tubuh manusia, terutama di dalam saluran pencernaan yang jumlah selnya 10 kali lipat lebih banyak dari jumlah total sel tubuh manusia. Oleh karena itu, kolonisasi bakteri sangatlah mempengaruhi kondisi tubuh manusia.
Terdapat beragam jenis bakteri yang mampu menghabitasi daerah saluran pencernaan manusia, terutama pada usus besar, diantaranya adalah bakteri asam laktat dan kelompok enterobacter. Contoh bakteri yang biasa ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus. Di samping itu, terdapat pula kelompok bakteri lain, yaitu probiotik, yang bersifat menguntungkan karena dapat menunjang kesehatan dan bahkan mampu mencegah terbentuknya kanker usus besar. Selain di dalam saluran pencernaan, bakteri juga dapat ditemukan di permukaan kulit, mata, mulut, dan kaki manusia. Di dalam mulut dan kaki manusia terdapat kelompok bakteri yang dikenal dengan nama metilotrof, yaitu kelompok bakteri yang mampu menggunakan senyawa karbon tunggal untuk menyokong pertumbuhannya. Di dalam rongga mulut, bakteri ini menggunakan senyawa dimetil sulfida yang berperan dalam menyebabkan bau pada mulut manusia.
Beberapa kelompok mikroorganisme ini mampu hidup di lingkungan yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup. Kondisi lingkungan yang ekstrim ini menuntut adanya toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik. Sebagai contoh, Thermus aquatiqus merupakan salah satu jenis bakteri yang hidup pada sumber air panas dengan kisaran suhu 60-80 oC. Tidak hanya di lingkungan bersuhu tinggi, bakteri juga dapat ditemukan pada lingkungan dengan suhu yang sangat dingin.
Pseudomonas extremaustralis ditemukan pada Antartika dengan suhu di bawah 0 oC. Di samping pengaruh ekstrim temperatur, bakteri juga dapat hidup pada berbagai lingkungan lain yang hampir tidak memungkinkan adanya kehidupan (lingkungan steril). Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. adalah contoh dari bakteri yang dapat hidup pada kondisi garam (NaCl) yang sangat tinggi (15-30%). Tedapat pula beberapa jenis bakteri yang mampu hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil), kadar air rendah (kelompok xerofil), derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.
Sebagian besar bakteri melakukan reproduksi aseksual melalui proses pembelahan sederhana yang disebut pembelahan biner. Proses ini mampu mereproduksi salinan genetik dari sel induk secara tepat. Pada kondisi yang ideal, bakteri dapat membelah satu kali setiap 20 menit atau sekitar 1 x 1021 anakan baru setiap harinya. Reproduksi yang cepat ini memungkinkan bakteri dapat berkembang biak menjadi sangat banyak datum lingkungan yang menguntungkan seperti di tempat berlumpur atau makanan yang lembap.
Ada bermacam-macam bakteri diantaranya yaitu ada bakteri pengurai. Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Oleh karena itu keberadaan bakteri ini sangat berperan dalam mineralisasi di alam dan dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari sampah-sampah organik. 
Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara, bakteri-bakteri tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum.
Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup dalam akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar. Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah. 
Bakteri bekerja secara terstruktur dalam proses degradasi organisme atau proses pembusukan mayat. Proses pembusukan berawal dari mikroorganisme, misalnya bakteri-bakteri yang hidup di dalam usus besar manusia. Bakteri tersebut mulai mendegradasi protein yang terdapat dalam tubuh. Jika seluruh jenis ikatan protein sudah terputus, beberapa jaringan tubuh menjadi tidak berfungsi. Proses ini disempurnakan bakteri yang datang dari luar tubuh mayat, bisa berasal dari udara, tanah, ataupun air. Seluruh jenis bakteri ini menyerang hampir seluruh sel di tubuh dengan cara menyerang sistem pertahanan tubuh yang tidak lagi aktif, menghancurkan jaringan otot, atau menghasilkan enzim penghancur sel yang disebut protease. Kemudian dengan berbagai jenis metabolisme, mikroorganisme mulai memakan jaringan mati dan mencernanya. Tak jarang kerja proses ini dibantu reaksi kimia alami yang terjadi dalam organisme mati.
Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat. Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri heterotrof. Bakteri ini membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain sebagai nutrisi agar ia dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Berbeda dengan bakteri autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau sumber energi kimia lainnya. 
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam amino, metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam nutrisi utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S).
C.     Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Alat Tulis dan kertas A4
b.      Tisu Gulung
c.       Mikroskop
d.      Kaca objek
e.       Tusuk Gigi
2.      Bahan
a.       Kerak Gigi Manusia
b.      Mikrosin

D.    Prosedur Kerja
1.      Diambil kerak pada bagian gigi dengan menggunakan tusuk gigi, dan diletakkan pada kaca     objek.
2.      Ditetesi mikrosin sebanyak 1 tetes diatas kaca objek.
3.      Digosok preparat dengan kemiringan 45 derajat.
4.      Dikeringkan selama 1 menit atau hingga kering.
5.      Diamati pada mikroskop dengan pembesaran 10 x 10 dan 40 x 10.
6.      Digambar bentuk bakteri yang terlihat pada mikroskop dengan pembesaran 10 x 10 dan 40 x 10.

E.     Hasil Pengamatan 
      Perbesaran 40 x 10


F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan pada bakteri kerak gigi manusia yang bertujuan untuk mengamati dan memahami bentuk-bentuk dasar bakteri kerak gigi manusia. Bakteri merupakan organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik yang hidup bebas di mana saja termasuk di dalam tubuh manusia misalnya di permukaan kulit, mata, mulut, dan kaki manusia.

Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum adalah mengambil kerak pada gigi dengan cara sedikit mengikis bagian gigi menggunakan tusuk gigi, kemudian kerak gigi diletakkan pada kaca objek. Sebaiknya gigi yang di kikis adalah bagian gigi yang berlubang sehingga dapat ditemukan banyak bakteri. Langkah kedua adalah tetesikan mikrosin sebanyak 1 tetes pada kaca objek yang terdapat kerak gigi tersebut. Kemudian gosok kaca objek tersebut atau malakukan apusan dengan kemiringan 45 derajat. Tunggu selama 1 menit atau hingga mikrosin pada kaca objek benar-benar kering. Setelah kering, amati bakteri pada mikroskop dengan menggunakan perbesaran 40 x 10 dan 10 x 10 hingga terlihat gambar bakteri dengan jelas pada mikroskop kemudian gambar bentuk bakteri tersebut.

Dari gambar hasil pengamatan perbesaran 40 x 10 dan 10 x 10, ditemukan 3 bentuk bakteri yaitu bakteri bentuk kokus, bakteri bentuk basil dan bakteri bentuk Spirilia. Pada dua jenis perbesaran, terlihat bakteri kokus adalah yang terbanyak ditemukan. Bakteri Kokus adalah bakteri dengan bentuk dasar bulat. Terdapat 6 jenis kokus, yaitu Monokokus (bakteri berbentuk bola tunggal), Diplokokus (bakteri berbentuk bola bergandengan dua-dua), Tetrakokus (yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat), Sarkina (yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus), Streptokokus (yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai), dan Stapilokokus (yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur).
Sedangkan bakteri basilus atau basil adalah bakteri yang memiliki sel berbentuk batang atau seperti silinder. Bentuk batang ini merupakan satu dari tiga bentuk paling umum sel prokariota (selain bulat dan heliks). Basilus ini umumnya termasuk dalam genus Bacillus. Terdapat tiga jenis basilus, yaitu monobasilus (bakteri berbentuk batang tunggal), diplobasilus (bakteri berbentuk batang yang tersusun berpasangan), dan streptobasilus (bakteri berbentuk batang yang tersusun seperti rantai). Contoh monobasilus ialah Escherichia coli (bakteri usus besar manusia) dan Propionibacterium acnes (bakteri penyebab jerawat), sedangkan contoh diplobasilus ialah Klebsiella pneumoniae (salah satu penyebab radang paru-paru). Sementara itu, contoh streptobasilus ialah Bacillus anthracis (penyebab penyakit antraks).

Dan yang terakhir ada bakteri Spirilia yaitu bakteri yang memiliki sel berbentuk spiral. Ada tiga jenis spirilia, yaitu Spiral (yaitu bentuk sel bergelombang. Misalnya Bakteri Spirillum), Spiroseta (yaitu bentuk sel seperti sekrup), dan Vibrio (yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma. Misalnya Vibrio cholera, penyebab penyakit kolera). Variasi yang terjadi pada bakteri dipengaruhi oleh arah pembelahannya, umur, dan syarat pertumbuhan tertentu, misalkan makanan, suhu, dan keadaan yang tidak menguntungkan bakteri.

Bakteri di mulut terdapat kelompok bakteri yang disebut metilotrof, yaitu kelompok bakteri yang mampu menggunakan senyawa karbon tunggal untuk menyokong pertumbuhannya. Bakteri ini menggunakan senyawa dimetil sulfida yang berperan dalam menyebabkan bau pada mulut manusia. Bakteri memiliki struktur yaitu struktur dasar dan struktur tambahan. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri), Meliputi dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan. Sedang Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu), Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.

G.     Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa bentuk dasar bakteri terbagi 3 macam yaitu : 
1.      Bakteri bentuk kokus yaitu bakteri dengan bentuk dasar bulat.
2.      Bakteri bentuk basilus atau basil adalah bakteri yang memiliki sel berbentuk batang atau seperti silinder. Bentuk batang ini merupakan satu dari tiga bentuk paling umum sel prokariota (selain bulat dan heliks). Basilus ini umumnya termasuk dalam genus Bacillus.
3.      Bakteri bentuk Spirilia yaitu bakteri yang memiliki sel berbentuk spiral.

                                    
                                                     DAFTAR PUSTAKA 

Michael J.Pelczar. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia Press:
Jakarta.






































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar